Selasa, 25 Januari 2011

Madonna dari Monte Vergine – Italia

Monte Vergine telah lama dianggap sebagai tempat suci. Pada masa sebelum Kristianitas lahir, di tempat itu berdirilah sebuah kuil Cybele, yakni dewi alam dan ibu para dewa. Di atas reruntuhan kuil kuno itu, kini berdiri sebuah gereja yang menyimpan ikon Bunda Maria dari Monte Vergine yang berasal dari era Byzantium.

Pada abad ke-12, ketika berumur lima belas tahun, William dari Vercelli memutuskan untuk hidup menyendiri sebagai petapa di sebuah gunung. Pada periode ini, nama gunung tersebut berubah dari Monte Virgiliano menjadi Monte Vergine, yang berarti Gunung Sang Perawan. Ketika William melihat penampakan Perawan Kudus sedang menggendong bayi Yesus, ia menyadari bahwa Maria minta dibangunkan sebuah gereja di atas tempat yang tadinya merupakan kuil kaum pagan. Taat terhadap permintaan suci ini, William membangun sebuah kapel sederhana. Ini menarik para petapa lainnya, yang kemudian bersama-sama membentuk ordo religius Monte Vergine dengan jubah putih untuk menghormati kemurnian Maria.

Kapel kecil ini akhirnya berkembang menjadi sebuah basilika megah tempat menyimpan sebuah lukisan kuno Maria yang berumur ratusan tahun. Mata cokelat Sang Perawan dikatakan dapat meringankan beban setiap orang yang menatapnya.

Bahkan dewasa ini, jalur pegunungan yang indah menuju basilika itu sering disesaki para peziarah yang datang untuk berdoa di depan lukisan suci Bunda Maria, yang menurut orang-orang telah banyak mendatangkan mukjizat. Salah satu mukjizat tersebut disaksikan sendiri oleh Don Victor Corvaia, seorang rahib yang tinggal di biara di dekat-dekat situ. Kala itu ia mendengar suara seorang ibu yang tengah kebingungan di tengah kerumunan peziarah. Ia menggendong putranya yang berumur tiga tahun dalam keadaan sekarat dan tidak normal lagi tubuhnya untuk berdoa di hadapan Bunda. Mendengar tangisannya yang menyayat hati, para peziarah lain tergerak untuk ikut mendoakan dan memberikan kata-kata penghiburan. Sambil menangis dan meratap, ibu tersebut memohon kepada Bunda Kudus, “Ambillah anak ini, atau sembuhkan dia.” Tiba-tiba saja, anak itu meluncur turun dari gendongan ibunya dan berlarian di dalam gereja, sembuh sama sekali. Seruan sukacita dan ucapan syukur terlontar dari mulut para peziarah. “Evviva la Madonna! – Terpujilah Bunda Maria!”

Buku: Mukjizat-mukjizat Bunda Maria

Oleh: Bridget Curran

Penerbit: Obor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar