Jumat, 21 Januari 2011

Injil hari ini berisi dua ayat saja (Mrk 3:20-21). Yang satu bercerita tentang Yesus yang masuk sebuah rumah, dan langsung dikerumuni orang banyak. Akibat kerumunan itu, Yesus maupun murid-murid-Nya tidak sempat makan sekalipun. Ayat berikutnya bicara tentang keluarga Yesus (di Nazaret) yang mendengar "hal itu", lalu memutuskan untuk membawa Yesus pulang saja. Sebab, kata mereka, "Ia tidak waras lagi!" Muncul pertanyaan, apa kiranya "pesan" yang mau disampaikan penulis melalui dua ayat ini?

Pertanyaan ini dapat dijawab dengan cara yang berbeda-beda. Namun, yang dengan mudah dapat disimpulkan dari kedua ayat ini ialah: (1) Kenyataan bahwa Yesus semakin dikerumuni oleh orang banyak sehingga Ia tidak bebas lagi. Ia malah terganggu sebab tak sempat makan. Hal yang sama dialami oleh murid-murid-Nya; (2) Kenyataan bahwa Yesus mau dibawa pulang oleh keluarga-Nya, entah mengapa. Sebab alasan yang mereka kemukakan kepada masyarakat, belum tentu - menurut mereka - yang paling menentukan!

Yesus semakin populer. Bersamaan dengan tumbuhnya popularitas, tumbuh pula berbagai bahaya. Lihat saja para selebriti. Mereka susah bergerak dengan bebas. Mereka diganggu dengan seribu macam cara. Mereka seolah-olah terperangkap dalam jaring, dan tidak mampu membebaskan diri darinya. Yesus bergerak di bidang rohani dan sekaligus fisik. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang dan meringankan beban hidup manusia yang susah. Apakah Yesus dikejar-kejar karena Ia menyampaikan sabda Tuhan? Ya! Tetapi jumlah orang yang tertarik pada bidang rohani sangat terbatas. Mungkin 90% masyarakat mengejar-Nya karena Ia lebih pandai dari semua orang yang disebut "pandai".

Keadaan ini dimanfaatkan oleh keluarga Yesus yang tinggal di Nazaret. Mereka punya alasan kpnkret untuk mengamankan Yesus. Daripada mempersalahkan orang banyak yang mengganggu Yesus, mereka memutuskan untuk mempersalahkan Yesus sendiri, katanya, "Ia tidak waras lagi!" Namun, di balik kata yang sadis ini mungkin saja ada alasan-alasan lain. Keluarga Yesus menyadari bahwa popularitas Yesus tidak lama lagi akan memunculkan kebencian dan perlawanan dari pihak mereka yang "dikecilkan" pengaruhnya dalam masyarakat. Pihak itu mencakup macam-macam orang, mulai dari Raja Herodes dan pimpinan tertinggi agama Yahudi, hingga para ahli Taurat, orang Farisi, kaum Saduki, dan lain-lain. Alih-alih menunggu pihak penguasa mulai bertindak keras dan menahan Yesus, lebih baik Yesus dibawa pulang saja.

Lalu apa manfaatnya kedua ayat ini bagi saya, bagi Anda? Berkarya seperti Yesus, yaitu demi kepentingan orang banyak, bukan demi kepentingan sendiri, selalu berdampak luas. Mereka yang ditolong, senang sekali dan bercerita tentang penolongnya tanpa dibayar. Maka popularitas si penolong cepat menyebar ke mana-mana. Namun, seiring dengan popularitas itu muncul perlawanan, kadang-kadang sangat kejam, untuk membungkam si penolong. Ingat saja Munir dan lain-lain yang nasibnya sampai sekarang tidak diketahui. Maka, siapa saja yang mau berkarya seperti Yesus, hendaknya sadar bahwa kadang-kadang ia takkan sempat makan dengan tenang. Dan, bahwa karyanya akan "merugikannya" secara duniawi. Bisa saja ia disebut "gila", "sinting", "tak waras", dan lain-lain. Kalau motivasinya murni, ia pasti akan bertahan.

* * * * *

Santa Maria, bundaku, sama seperti engkau, aku pun tidak mau peduli apa yang dikatakan orang tentang aku yang ingin dan sedang berkarya demi kepentingan sesama. Namun, karena saya lemah dan rapuh, berilah aku kekuatan untuk bertahan dalam segala keadaan. Sebab aku tidak takut dicap "tidak waras" dalam usahaku mengikut Yesus. Ave Maria! Ave Immaculata! Salve Regina, Mater Misericordiae!


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar