Selasa, 25 Januari 2011

Madonna dari Monte Vergine – Italia

Monte Vergine telah lama dianggap sebagai tempat suci. Pada masa sebelum Kristianitas lahir, di tempat itu berdirilah sebuah kuil Cybele, yakni dewi alam dan ibu para dewa. Di atas reruntuhan kuil kuno itu, kini berdiri sebuah gereja yang menyimpan ikon Bunda Maria dari Monte Vergine yang berasal dari era Byzantium.

Pada abad ke-12, ketika berumur lima belas tahun, William dari Vercelli memutuskan untuk hidup menyendiri sebagai petapa di sebuah gunung. Pada periode ini, nama gunung tersebut berubah dari Monte Virgiliano menjadi Monte Vergine, yang berarti Gunung Sang Perawan. Ketika William melihat penampakan Perawan Kudus sedang menggendong bayi Yesus, ia menyadari bahwa Maria minta dibangunkan sebuah gereja di atas tempat yang tadinya merupakan kuil kaum pagan. Taat terhadap permintaan suci ini, William membangun sebuah kapel sederhana. Ini menarik para petapa lainnya, yang kemudian bersama-sama membentuk ordo religius Monte Vergine dengan jubah putih untuk menghormati kemurnian Maria.

Kapel kecil ini akhirnya berkembang menjadi sebuah basilika megah tempat menyimpan sebuah lukisan kuno Maria yang berumur ratusan tahun. Mata cokelat Sang Perawan dikatakan dapat meringankan beban setiap orang yang menatapnya.

Bahkan dewasa ini, jalur pegunungan yang indah menuju basilika itu sering disesaki para peziarah yang datang untuk berdoa di depan lukisan suci Bunda Maria, yang menurut orang-orang telah banyak mendatangkan mukjizat. Salah satu mukjizat tersebut disaksikan sendiri oleh Don Victor Corvaia, seorang rahib yang tinggal di biara di dekat-dekat situ. Kala itu ia mendengar suara seorang ibu yang tengah kebingungan di tengah kerumunan peziarah. Ia menggendong putranya yang berumur tiga tahun dalam keadaan sekarat dan tidak normal lagi tubuhnya untuk berdoa di hadapan Bunda. Mendengar tangisannya yang menyayat hati, para peziarah lain tergerak untuk ikut mendoakan dan memberikan kata-kata penghiburan. Sambil menangis dan meratap, ibu tersebut memohon kepada Bunda Kudus, “Ambillah anak ini, atau sembuhkan dia.” Tiba-tiba saja, anak itu meluncur turun dari gendongan ibunya dan berlarian di dalam gereja, sembuh sama sekali. Seruan sukacita dan ucapan syukur terlontar dari mulut para peziarah. “Evviva la Madonna! – Terpujilah Bunda Maria!”

Buku: Mukjizat-mukjizat Bunda Maria

Oleh: Bridget Curran

Penerbit: Obor

Jumat, 21 Januari 2011

Siapa yang KAYA, Siapa yang MISKIN

Satu hari, seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya membawa anaknya dalam satu perjalanan keliling negeri dengan tujuan memperlihatkan pada si anak bagaimana miskinnya kehidupan orang-orang disekitarnya. Mereka lalu menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah pertanian yang dianggap si ayah dimiliki keluarga yang amat miskin.

Setelah kembali dari perjalanan mereka, si ayah menanyai anaknya :

“Bagaimana perjalanannya nak?”.

“Perjalanan yang hebat, yah”.

“Sudahkah kamu melihat betapa miskinnya orang-orang hidup?,” Si bapak bertanya.

“O tentu saja,” jawab si anak.

“Sekarang ceritakan, apa yang kamu pelajari dari perjalanan itu,” kata si bapak.

Si anak menjawab :

Saya melihat bahwa kita punya satu anjing, tapi mereka punya empat anjing.

Kita punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tapi mereka punya anak sungai yang tidak ada ujungnya.

Kita mendatangkan lampu-lampu untuk taman kita, tapi mereka memiliki cahaya bintang di malam hari.

Teras tempat kita duduk-duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horizon yang luas.

Kita punya tanah sempit untuk tinggal, tapi mereka punya ladang sejauh mata memandang.

Kita punya pembantu yang melayani kita, tapi mereka melayani satu sama lain.

Kita beli makanan kita, tapi mereka menumbuhkan makanan sendiri.

Kita punya tembok disekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya teman-teman untuk melindungi mereka.

Ayah si anak hanya bisa bungkam.

Lalu si anak menambahkan kata-katanya : “Ayah, terima kasih sudah menunjukkan betapa MISKIN-nya kita”.

Bukankah itu adalah perspektif yang sangat indah?.

Membuat anda bertanya-tanya apa yang akan terjadi bila kita semua mengucap syukur untuk semua yang kita miliki, daripada kuatir tentang apa yang tidak kita miliki.

Hargailah setiap hal yang anda miliki. Hargai setiap teman anda dan tolong mereka dengan memberi kesegaran baru pada cara pandang dan paradigma mereka.

Hidup ini terlalu singkat dan teman-teman (sebanyak apapun) terlalu sedikit.


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Beartikah Saya ?

Anda pernah mendengar kisah Rick Waren, penulis buku: “The purpose driven life” yang terkenal itu? Dalam wawancara yang dilakukan oleh Paul Bradshaw, Rick Waren mengemukakan tentang tujuan hidupnya, apa yang ia dan istrinya dapatkan dalam menghadapi penyakit kanker yang diderita istrinya sampai kepada ketenaran yang didapatkannya karena buku yang ditulisnya terjual 20 juta copy. Tetapi lebih dari pada pengalaman hidupnya, komitmen hidupnya pun sangat luar biasa. Ia mengatakan, walaupun dia mendapatkan banyak uang dari penjualan bukunya, ia dan keluarganya tidak akan merubah gaya hidup mereka. Anda bisa membayangkan, 20 juta copy terjual! Ia bukan saja menjadi tenar tapi juga kaya mendadak.. Saya teringat akan John Wesley yang pernah berkata, “Penghasilan bertambah tidak seharusnya pengeluaran bertambah, tetapi pemberian yang meningkat”. Dan sepanjang hidupnya ia telah memberikan sekitar 30 juta poundsterling yang dihasilkan selama hidupnya!

Kita sering mendengar orang berkata bahwa hidup sekarang ini susah, segala sesuatu serba mahal, belum lagi gaji tidak kunjung naik! Dizaman yang susah begini, pernahkah Anda menanyakan kepada diri Anda sendiri, bagaimana jika Anda tiba-tiba mendapat suatu keuntungan besar dan menjadi “Orang Kaya Baru”. Apa yang akan Anda lakukan? Saya pernah menyaksikan infotainment di televisi, beberapa artis yang kaya mendadak karena ketenaran dirinya ataupun ketenaran pasangannya, langsung mengubah gaya hidup mereka. Mungkin Anda juga akan mengubah gaya hidup Anda; pindah ke perumahan elite, membeli mobil baru, dlsb. Impian sudah menjadi kenyataan!

Anda ingin tahu apa yang dilakukan Rick Waren dengan kekayaannya? Rick dan istrinya, Kay Waren, menyumbangkan 90% dari penghasilan mereka kepada 3 yayasan; “Acts of mercy”, yang melayani mereka yang menderita AIDS, “equipping the church”, yang melatih pemimpin-pemimpin gereja dinegara berkembang dan “The Global Piece Fund”, yang membantu mereka yang miskin, yang sakit dan yang buta huruf. Rick juga berhenti menerima gaji dari gereja tempat dia melayani atas keinginannya sendiri. Kemudian dia juga menghitung kembali semua gaji yang telah dia terima selama 24 tahun terakhir sejak dia memasuki gereja dan mengambalikanya. “Melayani Tuhan tanpa memungut bayaran”, katanya.

Tentu saja, Anda tidak harus menjadi kaya dahulu untuk melakukan apa yang Rick Ware lakukan. Lihatlah saudara-saudar seiman Anda di gereja Anda, mereka membutuhkan perhatian Anda, mereka butuh doa Anda. Jika Anda tidak mempunyai kekayaan untuk diberikan, mengapa tidak memberikan waktu Anda? Mari kita “melayani Tuhan tanpa memungut bayaran” dengan segala kekuatan yang ada pada kita, uang kita yang tidak seberapa, waktu yang semua orang sama banyaknya, yaitu 24 jam. Kita mungkin tidak memiliki kekayaan sebesar Rick Waren, tapi kita bisa memiliki iman seperti Rick Waren. Marilah kita melayani Dia, Si Pemberi Hidup!

DOA: Tuhan , ajarlah aku agar dapat menguasari diriku dan tidak ikut arus dunia ini. Aku ingin agar aku dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Dalam Nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Kata-kata bijak: Hanya dibutuhkan sebuah komitmen untuk melayani sesama.


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Hubungan kita semakin renggang. Waktu-waktu kita dengan pasangan lebih banyak dihabiskan untuk bertengkar, tak heran kalau kita dengan pasangan menjadi semakin frustasi dengan keadaan ini. Bahkan terbersit dalam benak kita untuk segera mengandaskan bahtera rumah tangga kita, karena begitu putus asanya kita melihat pasangan kita. Namun tahukah bahwa semua masalah itu kebanyakan disebabkan oleh karena “Daftar Kesalahan” pasangan yang kita buat sendiri?

Semua kesalahan yang dilakukan pasangan pada awal kita menikah sampai sekarang terus kita catat dan kita simpan. Kita begitu hafal “dosa-dosa” apa yang dilakukan oleh pasangan kita, mulai dari hal yang besar sampai hal-hal yang kecil sekalipun. Dengan melakukan hal ini, tanpa sadar pikiran kita selalu dipenuhi dengan rasa tidak puas dengan pasangan, bahkan semua hal yang baik dan benar yang dilakukannya pun akan selalu terlihat salah di pemandangan kita.

Itu sebabnya jika kita masih ingin menyelamatkan rumah tangga kita, maka tidak ada pilihan lain kecuali kita menghapus dan membuang “Daftar Kesalahan” pasangan lebih dulu. Buanglah daftar kesalahan yang sudah sangat mirip dengan daftar belanja itu. Berikan lembar baru kepada pasangan kita.

Maafkan pasangan kita. Jangan pernah mengkalkulasi soal ini. Berpikir bahwa kesalahan yang kita buat lebih sedikit daripada kesalahan yang dibuatnya. Hakekat dari memaafkan pasangan adalah melepaskan diri dari perasaan negatif dan melatih kemampuan kita untuk mencintai pasangan kita jauh di atas semua kelemahannya. Sejujurnya, kita sendiri bukanlah orang yang sempurna. Bukankah kita sendiri juga ingin agar pasangan kita memberi tanggapan positif atas sifat dan perilaku kita yang kurang dari sempurna?

Tidak ada istilah terlambat bagi kita yang ingin menyelamatkan bahtera kita. Langkah yang bagus jika Anda berani menghilangkan daftar kesalahan pasangan dan mau memaafkannya. Singkat kata, daripada kita menghabiskan waktu bersama keluhan dan omelan yang tiada akhirnya, kita bisa memilih untuk menghilangkan daftar kesalahan pasangan, mengurangi rasa frustasi, bergembira dan merajut kembali cinta kita yang sempat pudar.

Buanglah daftar kesalahan pasangan dan maafkanlah.


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Yesus selalu berbelas kasihan. Sampai sekarang! Terutama terhadap mereka yang tidak dipedulikan masyarakat atau malah dikucilkan. Jumlah orang yang berpenyakit kusta gawat di masa kini tidak terlalu banyak. Tetapi, yang menganggap dirinya bernasib serupa dengan orang sakit kusta atau yang dicap sebagai orang yang seharusnya dihindari, banyak sekali. Beberapa hari yang lalu, di salah satu koran Indonesia terkemuka diungkapkan hasil sebuah angket yang mengejutkan. Lebih 50 persen penduduk Indonesia tidak mau bertetangga dengan orang yang beragama lain, bahkan tidak mau anak mereka diajarkan oleh guru yang tidak seagama dengan anaknya. Biarpun yang diajarkan itu adalah matematika.

Tetapi, mari kita menelusuri kisah dari Injil Markus (1:40-45). Seorang sakit kusta berlutut di hadapan Yesus, sambil berkata, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku." Doa yang sangat indah! Apakah Yesus dapat menyembuhkan? Orang itu sama sekali tidak ragu-ragu. Ia hanya tidak tahu, apakah Yesus mau menyembuhkannya. Maka, tanpa bimbang sedikit pun ia menyerahkan dirinya kepada Yesus. Ia mengandalkan-Nya. Sabda Yesus kepadanya, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Sebelum mengucapkan sabda itu, Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menyentuh orang itu. Artinya, Ia otomatis jadi najis. Namun, Ia tidak memedulikannya. Sebab bagi-Nya manusia di atas segala-galanya. Manusia, siapa saja itu, selalu harus diselamatkan, bahkan dicintai. Musuh tidak ada. Kalau ada, maka musuh itu harud diperlakukan sebagi ciptaan Allah.

"Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia sembuh", tegas penulis kisah ini. Jika orang menyerahkan dirinya kepada Yesus tanpa syarat, maka Ia bisa berkarya dengan sebebas-bebasnya dan tuntas. Namun, karena sangat bersukacita, orang yang tadinya malang, "memberitakan peristiwa itu serta menyebarkannya ke mana-mana". Padahal, ia disuruh pergi menghadap imam! Ia tidak taat kepada Yesus. Akibatnya? Yesus sendiri kena semacam "pengucilan". Sebab Ia "tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota." Pertama-tama, karena Ia najis selama sekian hari. Kedua, karena Ia justru tidak mau dikejar sebagai penyembuh semata. "Ia tinggal di luar, di tempat yang terpencil". Syukurlah, banyak orang yang tidak terlalu fanatik dalam soal peraturan agama, tetap mencari dan mengunjungi-Nya.

Dalam masyarakat mana pun juga - biarlah hal ini ditegaskan sekali lagi - ada banyak orang yang "dikucilkan" atau yang tidak diakui haknya sebagai manusia. Karena hidup dalam tekanan batin dahsyat dan macam-macam jenis diskriminasi, banyak orang akhirnya mengalah, lalu hidup dalam keputusasaan. Ada yang malah bunuh diri karena tidak melihat jalan keluarnya. Apa yang dapat dilakukan oleh pengikut Yesus? Berbelas kasihan seperti Yesus. Artinya, memperlakukan setiap orang sebagai calon surga dan saudara sendiri. Belas kasihan itu paling mudah ditumbuhkan melalui doa untuk semua orang "terkucil".

* * * * *

Bunda Maria, ke dalam tanganmu kupercayakan semua orang yang bernasib buruk di bumi ini. Jumlah mereka hampir tak terhitung. Tunjukkanlah belas kasihmu kepada mereka dengan cara yang terbaik, sebab engkau paling tahu dahsyatnya penderitaan. Anakmu sendiri telah dipaku pada salib, padahal Ia tak pernah berbuat jahat! Bukankah Yesus dimatikan sebagai orang yang harus disingkirkan? Ave Maria! Doakanlah kami!


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Mengapa Yesus menyembuhkan orang lumpuh yang diturunkan ke hadapan-Nya melalui lubang di atap? Alasannya dua. Pertama, karena beberapa ahli Taurat menuduh-Nya sebagai penghujat. Kedua, karena Yesus mau menunjukkan bahwa kuasa-Nya untuk mengampuni dosa sama dengan kuasa yang dimiliki Allah. Untuk lebih memahami persoalannya, mari kita mencermati kisah dalam Injil Markus 2:1-12.

Ahli-ahli Taurat berkeyakinan bahwa dosa dapat diampuni oleh Allah saja. Keyakinan mereka tepat. Namun, mereka yakin pula bahwa dengan berkata kepada orang lumpuh, "Anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni", Yesusmenghujat. Mereka memang tidak bisa tahu bahwa Yesus itu Allah. Justru karena itulah Yesus tidak mencela mereka. Ia hanya mengajukan sebuah pertanyaan yang - mudah-mudahan - akan mengantarkan mereka kepada kesadaran bahwa Ia memang berkuasa ilahi.

Pertanyaan-Nya berbunyi begini, "Manakah yang lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosa-dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tikarmu dan berjalanlah?" Para ahli Taurat tidak berani menjawab pertanyaan ini. Sebab semua orang tahu jawabannya! Yang lebih mudah ialah mengatakan: Dosamu sudah diampuni! Setelah itu Yesus melangkah lebih jauh, kata-Nya, "Supaya kamu tahu bahwa Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa di bumi ini... Kepadamu (hai orang lumpuh), Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tikarmu dan pulanglah ke rumahmu!"

Maka terjadilah apa yang tak pernah dibayangkan oleh para ahli Taurat! Orang lumpuh itu benar-benar "bangun, segera mengangkat tikarnya, dan pergi ke luar dari hadapan orang-orang itu". Dengan memberi perintah singkat Yesus langsung membuktikan bahwa Ia bukan penghujat dan bahwa Ia sungguh memiliki kuasa Allah sendiri sebagai pengampun dosa manusia.

Timbul pertanyaan: Mengapa Yesus tidak mau menerima tuduhan para ahli Taurat bahwa Ia seorang penghujat? Sebab Yesus tidak pernah setuju kalau manusia mana pun juga dihakimi dan dituduh seenaknya. Kalau para ahli Taurat kaget mendengar pernyataan, "Anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni!", Yesus tidak marah. Ia mengerti. Tetapi, rasa kaget itu jangan disimpan di dalam hati lalu dijadikan senjata untuk melawan. Mengapa mereka tidak mau berdialog dengan Yesus? Manusia yang biasa saja sudah penuh misteri. Apalagi Anak Manusia yang bernama Yesus!

Lalu, pertanyaan kedua: Mengapa Yesus mau diakui sebagai pribadi yang berkuasa mengampuni dosa? Sebab kuasa itulah paling dibutuhkan oleh manusia! Pengampunan adalah kunci yang membuka pintu surga. Kalau manusia tidak tahu bahwa Allah itu Maha Pengampun, maka sungguh malanglah dia. Ia hidup tanpa harapan. Tetapi, sekali diampuni dosanya, manusia bisa melompat-lompat karena girangnya tak tertahankan. Orang yang tidak pernah diampuni, mungkin tertawa terbahak-bahak dan tampaknya senang melulu, namun dalam hatinya selalu ada kegelisahan yang mencekam. Manusia yang tidak percaya akan pengampunan, dan yang tidak pernah mencari Yesus demi mendapat pengampunan-Nya, adalah manusia yang paling malang.

* * * * *

Bunda kami, santa Maria yang tercinta, engkau memang tidak pernah berdosa. Namun, engkau paling prihatin melihat orang hidup dalam dosa dan makin tenggelam di dalam lumpurnya. Bunda, mohonlah agar Yesus mengampuni kami. Sebab sama seperti para saksi penyembuhan orang lumpuh di Kapernaum, kami pun ingin memuliakan Allah atas belas kasihan-Nya. Ave Maria, gratia plena, Dominus tecum!



from Bunda Penolong Abadi page on facebook

‎"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat: berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?" Inilah pertanyaan yang diajukan Yesus kepada hadirin, khususnya kepada orang-orang Farisi, yang biarpun sudah berada di rumah ibadat, tetap saja memata-matai-Nya. Sebab, di rumah ibadat itu ada seorang yang tangannya mati sebelah. Seandainya Yesus menyembuhkan orang itu, tanpa peduli akan adanya hari Sabat, maka ada alasan serius untuk mempersalahkan-Nya.

Dalam keadaan yang sungguh menegangkan ini, Yesus mulai bertindak. "Mari, berdirilah di tengah!", kata-Nya kepada orang yang tangannya tak bisa digerakakan. Yesus menempatkan orang itu di tempat terhormat, padahal orang itu cacat dan dicap berdosa oleh orang-orang Farisi. Setelah itu Yesus menyampaikan pertanyaan yang ditempatkan pada awal tulisan ini. Masalahnya sangat dasariah: adakah hari tertentu dalam kalender, ketika manusia dilarang berbuat baik? Semua orang yang hidup sekarang barangkali akan menjawab, "Tidak ada hari yang demikian! Berbuat jahat memang tidak boleh. Tetapi, tak pernah ada larangan untuk berbuat baik!" Nyatanya, pertanyaan Yesus tidak berani dijawab umat di rumah ibadat itu. Antara lain, karena di situ hadir pula orang-orang Farisi, kelompok radikal yang menghafal macam-macam larangan agama, namun tidak peduli akan sesama yang susah hidupnya.

Maka, Yesus sangat berduka. Ia berduka, karena Ia menyadari bahwa hati umat Tuhan dikuasai oleh kekerasan yang tidak masuk di akal. Begitukah hati Allah? Seandainya Dia sekeras manusia, Ia pasti akan menghukum setiap dosa dengan neraka yang kekal. Mengapa Ia tidak melakukannya? Sebab dalam hati-Nya hanya ada Kasih. Kasih yang penuh belas kasihan. Kasih yang siap turun dari surga sambil mencari manusia. Kasih yang selalu membuka tangan dan hatinya. Kasih yang terus menunggu manusia mengulurkan tangannya untuk menerima diri-Nya dan rahmat-Nya. Justru karena itulah Yesus berkata kepada orang cacat itu, "Ulurkanlah tanganmu!" Syukurlah, orang itu menuruti perintah Yesus. Tangannya sembuh seketika itu juga.

Begitulah gambaran hidup manusia umumnya... Ia terus diincar oleh Iblis dan pembantu-pembantunya. Iblis terus berbuat apa saja supaya manusia menutup hatinya rapat-rapat terhadap kasih Allah dan kehendak-Nya. Supaya hati itu lebih keras dari granit. Supaya manusia lebih suka mati tanpa harapan dari pada menyerahkan diri ke dalam tangan Allah. Maka, pada saat Yesus mengulurkan tangan-Nya di salib dan dengan rela mau dipaku, Iblis yakin bahwa ia sudah menang. Namun, ia tak pernah menduga bahwa tubuh manusiawi Yesus yang disengsarakan sampai mati itu akan dimuliakan dan disembah manusia beriman sepanjang masa.

Lalu, bagaimana dengan orang-orang Farisi yang nyatanya membenci Yesus karena merasa dipermalukan melalui mukjizat itu? Mereka bersepakat dengan penguasa sipil untuk membunuh Yesus. Ketahuan dengan jelas apa yang terjadi kalau manusia membiarkan dirinya menjadi fanatik yang radikal. Ia lebih mementingkan ideologinya sendiri dari pada kehidupan. Dia malah tidak ragu-ragu untuk menjalin relasi dengan penguasa yang biasanya tidak disukainya. Kekerasan selalu menuju pembunuhan. Pembunuhan selalu paling mencelakakan si pembunuh. Sebab dia tidak peduli bahwa manusia lain adalah ciptaan Allah dan bahwa manusia lain adalah saudaranya. Maka dengan sendirinya ia tidak bisa masuk kebahagiaan kekal. Surga hanyalah bagi mereka yang hidup dalam kasih.

* * * * *

Santa Maria, bunda kami yang tercinta, kami mohon doamu yang khusus, supaya semua orang di bumi belajar saling mencintai, bukan saling membunuh atau mencelakakan. Supaya, semua orang mengerti bahwa berbuat baik adalah kemuliaan mereka. Ave Maria! Pandanglah anak-anakmu yang menderita di bumi ini dan tolonglah kami!


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Kisah pengangkatan kedua belas rasul Yesus, singkat sekali namun sangat menarik. Mari kita cermati teksnya... "Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya, dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang yang juga disebut-Nya rasul-rasul, untuk menyertai Dia, dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan." (Mrk 3:13-19).

Inilah "perahu" kecil Gereja berisi dua belas rasul pertama. Di dalam perahu itu ada Yesus. Bersama Yesus, kedua belas orang itu menjadi sebuah keluarga baru. Mereka sungguh mendengarkan Yesus dan ingin menyelami misteri Kerajaan Allah.

Untuk apa mereka ditetapkan? Pertama-tama untuk menyertai Yesus. Hanya dengan menyertai Yesus, manusia menjadi dirinya sendiri yang sesungguhnya. Dalam diri Yesus manusia mewujudkan kebutuhannya untuk berelasi dengan Tuhan. Semakin ia menyertai Yesus, semakin ia menjadi manusia sesuai dengan kehendak Allah, dan dengan sendirinya mencapai kedewasaan penuh. Sebab sambil berelasi dengan Yesus, manusia berelasi langsung dengan Allah sendiri. Dan, sambil berelasi dengan Yesus yang telah menjadi saudara bagi siapa saja, manusia membentuk keluarga yang anggota-anggotanya saling mengasihi dengan tulus. Gereja memang didirikan oleh Yesus dengan satu tujuan ini: untuk selalu menyertai Yesus, dan baru kemudian memberitakan Injil. Pusat Gereja ialah Yesus, sedangkan kelompok rasul-Nya membentuk lingkaran yang lama kelamaan menjadi semakin besar sampai mencapai ujung bumi.

Ungkapan "menyertai Yesus" dapat diartikan dengan cara lain juga. Mungkinkah manusia menyertai Yesus tanpa berdialog dengan-Nya? Para rasul yang secara langsung diangkat oleh Yesus, dapat berelasi dengan Yesus tanpa masalah. Tetapi, murid Yesus masa kini bisa mewujudkan relasi itu melalui doa saja. Jadi, "menyertai Yesus" di masa kini berarti terus menerus "siap dipakai" oleh Yesus. Padahal, kesiapsediaan untuk dipakai oleh Yesus hanya tercipta pada saat manusia berdoa. Berdoa secara benar ialah siap melakukan kehendak Yesus.

Jika seseorang ingin tahu sejauh manakah ia menyertai Yesus, siap dipakai sebagai pemberita Injil (bukan pemberita ideologi sendiri!), serta melawan kejahatan (=mengusir setan), hendaknya ia memikirkan kesungguhan doanya dalam hidup ini. Doa itu seharusnya teresapi oleh apa yang pernah diajarkan dan dialami Yesus sendiri. Dari kandang di Betlehem sampai kayu salib di Kalvari.

Jika ada orang yang menyamakan dirinya "hamba Tuhan", atau "pewarta mimbar", atau "pelayan di ladang Tuhan", namun doanya sama sekali tidak menyatu dengan sabda, perbuatan dan kehidupan Yesus, maka apa yang dapat diharapkan dari pelayanannya? Orang yang sungguh "menyertai Yesus" mudah "tercium". Ia seorang pendoa dan perenung kehidupan Yesus. Ia tidak pernah mengharapkan pujian manusia. Ia hanya ingin dekat pada Yesus, pusat hidupnya.

* * * * *

Bunda tersuci, santa Maria, adakah rasul yang melebihi engkau? "Aku ini hamba Tuhan - katamu - terjadilah menurut perkataanmu!" Inilah engkau, bunda Allah dan bundaku! Karena itulah aku datang kepadamu sambil memohon: ajarlah aku menjadi rasul sampai ke kedalaman hati, bukan di mulut atau secara lahiriah saja. Ave Maria!


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Injil hari ini berisi dua ayat saja (Mrk 3:20-21). Yang satu bercerita tentang Yesus yang masuk sebuah rumah, dan langsung dikerumuni orang banyak. Akibat kerumunan itu, Yesus maupun murid-murid-Nya tidak sempat makan sekalipun. Ayat berikutnya bicara tentang keluarga Yesus (di Nazaret) yang mendengar "hal itu", lalu memutuskan untuk membawa Yesus pulang saja. Sebab, kata mereka, "Ia tidak waras lagi!" Muncul pertanyaan, apa kiranya "pesan" yang mau disampaikan penulis melalui dua ayat ini?

Pertanyaan ini dapat dijawab dengan cara yang berbeda-beda. Namun, yang dengan mudah dapat disimpulkan dari kedua ayat ini ialah: (1) Kenyataan bahwa Yesus semakin dikerumuni oleh orang banyak sehingga Ia tidak bebas lagi. Ia malah terganggu sebab tak sempat makan. Hal yang sama dialami oleh murid-murid-Nya; (2) Kenyataan bahwa Yesus mau dibawa pulang oleh keluarga-Nya, entah mengapa. Sebab alasan yang mereka kemukakan kepada masyarakat, belum tentu - menurut mereka - yang paling menentukan!

Yesus semakin populer. Bersamaan dengan tumbuhnya popularitas, tumbuh pula berbagai bahaya. Lihat saja para selebriti. Mereka susah bergerak dengan bebas. Mereka diganggu dengan seribu macam cara. Mereka seolah-olah terperangkap dalam jaring, dan tidak mampu membebaskan diri darinya. Yesus bergerak di bidang rohani dan sekaligus fisik. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang dan meringankan beban hidup manusia yang susah. Apakah Yesus dikejar-kejar karena Ia menyampaikan sabda Tuhan? Ya! Tetapi jumlah orang yang tertarik pada bidang rohani sangat terbatas. Mungkin 90% masyarakat mengejar-Nya karena Ia lebih pandai dari semua orang yang disebut "pandai".

Keadaan ini dimanfaatkan oleh keluarga Yesus yang tinggal di Nazaret. Mereka punya alasan kpnkret untuk mengamankan Yesus. Daripada mempersalahkan orang banyak yang mengganggu Yesus, mereka memutuskan untuk mempersalahkan Yesus sendiri, katanya, "Ia tidak waras lagi!" Namun, di balik kata yang sadis ini mungkin saja ada alasan-alasan lain. Keluarga Yesus menyadari bahwa popularitas Yesus tidak lama lagi akan memunculkan kebencian dan perlawanan dari pihak mereka yang "dikecilkan" pengaruhnya dalam masyarakat. Pihak itu mencakup macam-macam orang, mulai dari Raja Herodes dan pimpinan tertinggi agama Yahudi, hingga para ahli Taurat, orang Farisi, kaum Saduki, dan lain-lain. Alih-alih menunggu pihak penguasa mulai bertindak keras dan menahan Yesus, lebih baik Yesus dibawa pulang saja.

Lalu apa manfaatnya kedua ayat ini bagi saya, bagi Anda? Berkarya seperti Yesus, yaitu demi kepentingan orang banyak, bukan demi kepentingan sendiri, selalu berdampak luas. Mereka yang ditolong, senang sekali dan bercerita tentang penolongnya tanpa dibayar. Maka popularitas si penolong cepat menyebar ke mana-mana. Namun, seiring dengan popularitas itu muncul perlawanan, kadang-kadang sangat kejam, untuk membungkam si penolong. Ingat saja Munir dan lain-lain yang nasibnya sampai sekarang tidak diketahui. Maka, siapa saja yang mau berkarya seperti Yesus, hendaknya sadar bahwa kadang-kadang ia takkan sempat makan dengan tenang. Dan, bahwa karyanya akan "merugikannya" secara duniawi. Bisa saja ia disebut "gila", "sinting", "tak waras", dan lain-lain. Kalau motivasinya murni, ia pasti akan bertahan.

* * * * *

Santa Maria, bundaku, sama seperti engkau, aku pun tidak mau peduli apa yang dikatakan orang tentang aku yang ingin dan sedang berkarya demi kepentingan sesama. Namun, karena saya lemah dan rapuh, berilah aku kekuatan untuk bertahan dalam segala keadaan. Sebab aku tidak takut dicap "tidak waras" dalam usahaku mengikut Yesus. Ave Maria! Ave Immaculata! Salve Regina, Mater Misericordiae!


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Di Antara Waktu

Aku berada diantara waktu. Terang kehadiran-Ku bergerak menuju masa yang akan datang, "Terang Sang Surya Kebenaran".

Pada tahun belakangan ini, bayang-bayang-Ku hadir menutupi masalah, penderitaan, dan kekecewaan..

Jangan tinggal dimasa lalu, tinggallah hanya dimasa sekarang. Masa lalu hanya boleh dipakai spt pepohonan yang menyerap sinar mentari_Ku, utk menjadikannya sebagai sinar yg menghangatkan di masa berikutnya.

Simpanlah berkat2 yg berasal dari-Ku, sang terang dunia.. Bersemangatlah dgn adanya pemahaman ini.

Kuburlah setiap rasa takut tentang masa depan, tentang kemiskinan orang2 yg sangat berharga bagimu, tentang penderitaan, tentang rasa kehilangan. Kuburlah semua pikiran tentang kejahatan dan kepahitan, semua ketidak sukaanmu, kebencianmu, perasaan gagal pada diri sendiri, kemurunganmu, keputusasaanmu.

Tinggalkan dan kuburkan semua itu, lalu melangkahlah pergi menyongsong kehidupan yang baru dan telah dibangkitkan.

Ingatlah untuk tidak memandang dengan memakai cara pandang dunia. Aku akan senantiasa membimbingmu.

Serahkanlah semuanya kepada-Ku. Tidak sepatutnya kamu menantikan hadiah-Ku dengan rasa takut atau beragam pemikiran tentang hari-hari ke depan.

Setiap hari Aku akan memberikan hikmat dan kekuatan.



sent by Melcy Yi

Kamis, 20 Januari 2011

APAKAH DOA MENGUBAH SESUATU ?

Mereka mengatakan bahwa doa mengubah sesuatu, tetapi apakah doa SUNGGUH dapat mengubah segala sesuatu ?

Ya! DOA SUNGGUH DAPAT MENGUBAH SEGALA SESUATU!

Apakah doa dapat mengubah suatu keadaan secara tiba-tiba ?

Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah caramu memandang situasi tersebut!

Apakah doa mengubah kondisi keuanganmu dimasa depan?

Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kepada siapa engkau berharap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari!

Apakah doa mengubah hati yang hancur atau tubuh yang rusak ?

Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah sumber kekuatan dan sumber penghiburanmu!

Apakah doa mengubah apa yang kau butuhkan dan inginkan ?

Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kebutuhanmu menjadi sesuai dengan keinginan Tuhan!

Apakah doa mengubah caramu melihat dunia?

Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah dengan mata siapa kau akan melihat dunia!

Apakah doa mengubah penyesalanmu di masa lalu?

Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah harapanmu di masa depan!

Apakah doa mengubah orang-orang disekitarmu ?

Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubahmu-masalah tidak selalu terletak dalam diri orang-orang disekitarmu!

Apakah doa mengubah hidupmu dengan cara yang tidak dapat kau jelaskan?

Oh, ya, selalu! dan Doa akan benar- benar mengubah seluruh dirimu!



from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Rabu, 19 Januari 2011

dewasa

Kita dapat belajar dari kisah Yusuf yang dicatat dalam Kejadian 50:15-21. Kita bisa memetik beberapa pelajaran atau ciri kedewasaan seseorang yaitu:

Orang yang dewasa ialah orang yang menghadapi tantangan hidup dan tidak lari dan menghindarinya. Yusuf dibuang pada usia yang relatif muda sebagai seorang remaja dijadikan budak, difitnah oleh istri majikannya dan dipenjarakan, namun ia menghadapi semuanya itu.

Orang yang dewasa adalah orang yang tidak cepat menyalahkan orang lain termasuk Tuhan atas kemalangan yang dideritanya. Kemalangan atau penderitaan menjadi ukuran yang sangat baik untuk menilai kedewasaan kita. Kalau kita semuanya cukup, tidak ada masalah, kita hidup dalam kemakmuran, sukar untuk mengukur kedewasaan kita. Yusuf tidak menyalahkan Tuhan sewaktu dia menderita dan setelah bebas dari penjara ia pun tidak menyalahkan saudara-saudaranya.

Orang yang dewasa adalah orang yang tabah dan sabar karena tahu bahwa Tuhan mengatur segalanya untuk kebaikan. Kalau Yusuf membatasi matanya hanya pada apa yang dilihat dan dirasakannya dia akan hanya melihat penderitaannya, betapa malang hidup yang harus dilewatinya. Tapi Yusuf berhasil melebarkan perspektifnya dan melihat semua permasalahan hidupnya dari kaca mata Tuhan bahwa Tuhan mempunyai rencana dan bahwa dia adalah bagian kecil dari rencana Tuhan yang besar. Nah, itulah tanda orang yang dewasa, sabar dan tabah.

Orang yang dewasa ialah orang yang mampu membebaskan diri dari kepahitan hidup ini. Dengan kata lain orang yang dewasa tidak menyimpan dendam dan tidak mengingat-ingat kekurangan orang. Kita lihat contoh Yusuf, Yusuf tidak mendendam, dia malah memilih melihat hidup dari sisi baiknya yakni ia dapat bersama lagi dengan keluarganya. Kenapa Yusuf bisa begitu baik membalas kejahatan dengan kebaikan, sekali lagi adalah dia orang yang mampu membebaskan diri dari kepahitan hidup. Kalau orang terus memelihara kepahitan hidup dia tidak mungkin dewasa, karena kepahitan itu akan mewarnai sikapnya dalam mengambil tindakan atau dalam mengeluarkan reaksi sehingga sikapnya itu akan sangat mengotori apa yang dia lakukan.

Orang yang dewasa adalah orang yang tidak menempatkan diri di posisi Tuhan. Dia tidak menganggap dirinya tahu segala hal dan sadar bahwa dia tidak mempunyai hak untuk berbuat semaunya. Jadi orang yang dewasa orang yang tahu batasnya, tahu dirinya. Orang yang juga mengerti batas antara benar dan tidak benar, kehendak Tuhan dan dosa, sehingga dia tidak memasuki daerah yang berdosa yang Tuhan larang.

Orang yang dewasa ialah orang yang melihat fakta apa adanya. Orang yang dewasa adalah orang yang memikul tanggung jawab atas tindakannya. Yusuf bisa menjadi orang yang sinis dan jahat karena hidup telah begitu menyakitkan dan tidak adil untuknya. Namun Yusuf memilih menjadi pekerja yang baik sewaktu di rumah Potifar, dia menjadi tahanan yang baik tatkala di penjara karena difitnah.

JADILAH PRIBADI YG DEWASA & SABARLAH DLM PROSES PEMBENTUKAN YG DILAKUKAN TUHAN..

GBU


sent by Melci Yi

Jumat, 07 Januari 2011

JANGAN KECEWA, tetapi BANGKIT dan LANJUTKAN HIDUP ANDA DENGAN SUKACITA

" JANGAN KECEWA, tetapi BANGKIT dan LANJUTKAN HIDUP ANDA DENGAN SUKACITA .”

“ Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." Yoshua 1:9

Anda telah berdoa sungguh-sungguh, bepuasa, dan menjaga hati agar Tuhan menyelesaikan masalah Anda, tapi apa yang Anda harapkan tidak terjadi, bahkan sebaliknya yang tidak diharapkan yang terjadi dalam kehidupan Anda.

Ada seseorang yang berdoa agar pernikahannya dipulihkan, dia berdoa sungguh-sungguh, tapi yang terjadi kehidupan pernikahannya bertambah buruk .

Atau Anda sedang mengalami masa kritis berpacaran, dan berdoa berharap hubungan Anda dan kekasih dipulihkan. Tapi yang terjadi Anda malah ditinggalkan.

Anda memohon agar perusahaan Anda diberkati, tapi justru Anda bangkrut dan perusahaan Anda ditutup.

Anda seolah berkata “Kenapa kau lakukan hal ini dalam hidupku Tuhan? Bukankah aku telah berdoa, memohon dan meminta kepada-Mu? Mengapa justru hal buruk yang terjadi dalam hidupku?”

Satu hal, pada saat Anda mengalami masa-masa sulit, Anda akan menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi masalah. Yang paling penting adalah Anda harus melanjutkan hidup Anda, dan melepaskan rasa sakit dimasa lalu. Jangan terlalu meratapi masa lalu Anda, sehingga Anda tidak melihat terdapat kesempatan-kesempatan emas lainnya yang menghampiri Anda. Jika sebuah pintu tertutup dan Anda terus-menerus melihat pintu tersebut, maka Anda tidak akan menyadari ada pintu-pintu lain yang sedang dibukakan bagi Anda.

Dan pada saat Anda menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, hal-hal baik lainnya akan Tuhan datangkan tepat pada waktunya / pada saat-Nya.

Anda dapat membaca kisah Raja Daud di Alkitab 2 Samuel 12:16-23, ketika bayi Daud sakit dan hampr mati, Daud berdoa siang dan malam, tidak mau makan dan minum, tidak mandi dan bercukur, tidak menghadiri pertemuan apapun. Daud tidak melakukan apa-apa selain berdoa memohon kepada Tuhan agar anaknya disembuhkan. Tapi apa yang terjadi? Anaknya tetap mati.

Anda mungkin berpikir setelah mengetahui anaknya mati, Daud akan kecewa dan pahit hati kepada Tuhan. Tapi yang dilakukan Daud ketika mengetahui anaknya mati, dia justru langsung mencuci wajahnya dan mengenakan pakaian baru dan melanjutkan kehidupannya.

Jadi ketika hal-hal terjadi diluar keinginan Anda, jangan menjadi pahit hati, jangan mempertanyakan TUHAN. Belajarlah seperti yang dilakukan Daud, cuci wajah Anda dan lanjutkan kehidupan Anda. Bersiaplah untuk hal-hal baru yang telah Tuhan siapkan untuk Anda.

Jadi saran saya tetap sabar dan tetap setia pada TUHAN YESUS, dan bangkit, bangunlah dari keterpurukan yang Anda alami dan teruskan hidup Anda dengan damai sukacita dan tetap melekat pada TUHAN YESUS, pasti pada saatnya TUHAN YESUS pasti membuka kan jalan bagi Anda..

Tetap berharap dan tetap setia, minta hikmat pada TUHAN YESUS..

AMEN..

IMAN PERKASA (Penglihatan Tentang Yesus: Suatu Fenomena Yang Tidak Aneh)

Dalam kitab Kejadian, Wahyu, dan banyak ayat di antara kedua kitab ini, Tuhan berkomunikasi dengan manusia melalui mimpi dan penglihatan..

Memanfaatkan mata dan telinga pikiran manusia, Allah menyatakan diriNya, rancanganNya, dan maksudNya kepada banyak individu dari berbagai golongan, termasuk kaya, miskin, rasul, orang yang murtad, dan bahkan kepada seekor kedelai..

Dan sebagai hasilnya, banyak kehidupan, bangsa, dan sejarah mansia yg diubahkan..

Mungkin anda, sebagaimana banyak orang Kristen lainnya, melihat peristiwa-peristiwa ini sebagai suatu fenomena yg alkitabiah. Namun nabi Yoel mengatakan kepada kita "Pada hari-hari terakhir... teruna-terunamu akan mendapatkan penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yg tua akan mendapat mimpi".. (Kis Rasul 2:17)..

Maka seharusnya tidaklah mengejutkan jika mendapati Tuhan masih berbicara dengan cara demikian, dan orang2 yg Ia temui seringkali begitu terdorong dengan pengalaman itu sehingga mereka mengambil langkah yg berani, sekalipun kemungkinan besar mereka akan diejekm dianiaya, dikucilkan, bahkan dibunuh..

Pendeta Ali Arhab adalah salah satu orang yg tahu benar akan hal ini.. Ia memperkirakan bahwa selama masa kanak2nya di Algeria, disana terdapat todak lebih dari 30 orang Kristen di seluruh negeri. Budayanya sangat Islami, dan tidak adanya kesempatan untuk menganut agama lain..

Ali mendengar Injil pertama kali pada tahun 1983 pada usia 18 tahun, saat sedang berlibur ke Jerman Barat.

Sekelompok pengkhotbah jalanan menjelaskan tentang kabar baik:

"Seorang wanita muda bernama Ruth memberitahu saya tentang Yesus yang adalah Anak Allah, dan Ia telah mati bagi saya.. Menurut saya, dia hanya mengada2, saya benar2 tidak memahaminya"..

Ia menolak undangan Ruth ke gereja, namun Ruth sangat gigih sehingga akhirnya ia masuk ke gereja. Ia tidak tahu harus mengharapkan apa, namun ketika meninggalkan gereja ia malah terkesan dengan "Puji-pujian penuh sukacita--sungguh indah!"

Kembali ke Algeria, Ali merasa "entah bagaimana, benih pertama yg telah ditaburkan itu tidak pernah membiarkan saya utk tetap acuh tak acuh pada apa yg saya pernah dengar"..

Kemudian, beberapa tahun setelah kunjungannya ke Jerman, ia memiliki pengalaman yg sangat luar biasa:

"Pada suatu hari, saat saya terus mencari dan meminta agar Tuhan menyatakan diriNya pada saya, saya mendapatkan penglihatan akan Kristus. Ia seolah2 menampakkan diri di kamar saya.. Saya tidak sedang tertidur; saya bener2 sedang terjaga. Ia memakai mahkota duri di kepalaNya, dan ada api yang menyala-nyala di sekeliling kepala dan tubuhNya. Saat Ia mulai berbicara pada saya, saya tidak perlu bertanya, saya langsung tahu itu adalah Tuhan Yesus..

Berjalan lah dengan Iman dan bukan dengan penglihatan..

Percaya lah dengan segenap hati, pikiran, jiwa, dan kekuatanmu pada Yesus Sang Juru Selamat.



sent by Melcy Yi

Rabu, 05 Januari 2011

Letter From Lord Jesus

Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu.

Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !!! Bangkitlah !!!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari, demikian juga dirimu.

Kamu adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman.

Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa sehingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu.

Jadilah seperti air... selalu mengalir... melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas.

Kamu jangan mau dikalahkan oleh keadaan, tetapi kalahkan keadaaan !!!

Bukankah untuk itu kamu hidup? untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.

Ingatlah hal ini baik-baik, Aku selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kamu membutuhkannya.

AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis.

AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !!!

Dari Bapa yang selalu menyertaimu,
YESUS KRISTUS..

sent by Melcy Yi