Jumat, 21 Januari 2011

Mengapa Yesus menyembuhkan orang lumpuh yang diturunkan ke hadapan-Nya melalui lubang di atap? Alasannya dua. Pertama, karena beberapa ahli Taurat menuduh-Nya sebagai penghujat. Kedua, karena Yesus mau menunjukkan bahwa kuasa-Nya untuk mengampuni dosa sama dengan kuasa yang dimiliki Allah. Untuk lebih memahami persoalannya, mari kita mencermati kisah dalam Injil Markus 2:1-12.

Ahli-ahli Taurat berkeyakinan bahwa dosa dapat diampuni oleh Allah saja. Keyakinan mereka tepat. Namun, mereka yakin pula bahwa dengan berkata kepada orang lumpuh, "Anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni", Yesusmenghujat. Mereka memang tidak bisa tahu bahwa Yesus itu Allah. Justru karena itulah Yesus tidak mencela mereka. Ia hanya mengajukan sebuah pertanyaan yang - mudah-mudahan - akan mengantarkan mereka kepada kesadaran bahwa Ia memang berkuasa ilahi.

Pertanyaan-Nya berbunyi begini, "Manakah yang lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosa-dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tikarmu dan berjalanlah?" Para ahli Taurat tidak berani menjawab pertanyaan ini. Sebab semua orang tahu jawabannya! Yang lebih mudah ialah mengatakan: Dosamu sudah diampuni! Setelah itu Yesus melangkah lebih jauh, kata-Nya, "Supaya kamu tahu bahwa Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa di bumi ini... Kepadamu (hai orang lumpuh), Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tikarmu dan pulanglah ke rumahmu!"

Maka terjadilah apa yang tak pernah dibayangkan oleh para ahli Taurat! Orang lumpuh itu benar-benar "bangun, segera mengangkat tikarnya, dan pergi ke luar dari hadapan orang-orang itu". Dengan memberi perintah singkat Yesus langsung membuktikan bahwa Ia bukan penghujat dan bahwa Ia sungguh memiliki kuasa Allah sendiri sebagai pengampun dosa manusia.

Timbul pertanyaan: Mengapa Yesus tidak mau menerima tuduhan para ahli Taurat bahwa Ia seorang penghujat? Sebab Yesus tidak pernah setuju kalau manusia mana pun juga dihakimi dan dituduh seenaknya. Kalau para ahli Taurat kaget mendengar pernyataan, "Anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni!", Yesus tidak marah. Ia mengerti. Tetapi, rasa kaget itu jangan disimpan di dalam hati lalu dijadikan senjata untuk melawan. Mengapa mereka tidak mau berdialog dengan Yesus? Manusia yang biasa saja sudah penuh misteri. Apalagi Anak Manusia yang bernama Yesus!

Lalu, pertanyaan kedua: Mengapa Yesus mau diakui sebagai pribadi yang berkuasa mengampuni dosa? Sebab kuasa itulah paling dibutuhkan oleh manusia! Pengampunan adalah kunci yang membuka pintu surga. Kalau manusia tidak tahu bahwa Allah itu Maha Pengampun, maka sungguh malanglah dia. Ia hidup tanpa harapan. Tetapi, sekali diampuni dosanya, manusia bisa melompat-lompat karena girangnya tak tertahankan. Orang yang tidak pernah diampuni, mungkin tertawa terbahak-bahak dan tampaknya senang melulu, namun dalam hatinya selalu ada kegelisahan yang mencekam. Manusia yang tidak percaya akan pengampunan, dan yang tidak pernah mencari Yesus demi mendapat pengampunan-Nya, adalah manusia yang paling malang.

* * * * *

Bunda kami, santa Maria yang tercinta, engkau memang tidak pernah berdosa. Namun, engkau paling prihatin melihat orang hidup dalam dosa dan makin tenggelam di dalam lumpurnya. Bunda, mohonlah agar Yesus mengampuni kami. Sebab sama seperti para saksi penyembuhan orang lumpuh di Kapernaum, kami pun ingin memuliakan Allah atas belas kasihan-Nya. Ave Maria, gratia plena, Dominus tecum!



from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar