Selasa, 01 Februari 2011

Pesta "Yesus Dipersembahkan di Bait Suci" yang dirayakan pada hari ini, kurang diperhatikan umat Indonesia. Lain halnya dengan umat katolik di benua Eropa. Pada hari ini umat membawa lilin ke gereja, lalu lilin itu diberkati secara khusus. Lilin berharga sejauh memberi terang. Justru karena itulah lilin yang bernyala dipandang sebagai lambang Kristus, Terang dunia.

Munculnya Terang Kristus sudah diramalkan oleh Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis. Ia menyebutnya "Surya pagi untuk menyinari mereka yang tinggal dalam kegelapan." Hal yang serupa dikatakan oleh penulis Injil Yohanes, "Terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia" (Yoh 1:9). Simeon, yang ditampilkan dalam kisah Injil hari ini, juga bicara serupa, katanya, "Terang yang menyatakan kehendak-Mu (ya Allah) bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel" (Luk 2:32).

Lilin yang sudah diberkati pada hari ini dibawa oleh umat ke rumah lalu dipakai pada dua kesempatan yang biasanya menimbulkan rasa takut dalam diri manusia, yaitu pada saat taufan mengamuk dan pada saat seorang penghuni rumah sedang menghadapi ajalnya. Selama hujan lebat yang disertai petir yang menakutkan, umat beriman mendaraskan Mazmur 91. Doa itu dan lilin yang bernyala meneguhkan iman umat dan membawa ketenangan. Pada saat ada yang menghadapi ajalnya, lilin yang diberkati pada hari ini didekatkan padanya, supaya di tengah kegelapan batiniah, ia jangan sampai lupa bahwa ia mempunyai Gembala yang baik, yang menuntun langkah-langkahnya yang terakhir sambil mengantarkannya ke tempat istirahat yang kekal.

Lebih dua ribu tahun yang lalu, Maria membawa Yesus bayi ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Allah. Di Eropa zaman dulu (semoga sampai sekarang!) ibu-ibu - sesuai dengan apa yang dilakukan oleh santa Maria - membawa bayi-bayinya yang sudah agak kuat ke tempat ziarah terkenal. Mereka menggendong bayi itu sepanjang jalan, dan setelah sampai ke tujuannya, mereka mempersembahkan anaknya kepada Tuhan. Bukan supaya Tuhan mengambil anak itu, melainkan supaya Tuhan yang adalah Bapa yang mahabaik dan maharahim mencurahkan berkat-Nya berlimpah pada anak itu. Ibu-ibu itu yakin bahwa tidak ada sumber yang menelan air yang dihasilkannya. Allah adalah sumber dan Ia selalu mengalirkan kehidupan, keselamatan, berkat, rahmat. Ia justru pribadi yang memberi melulu dan tak pernah mengambil apa-apa bagi diri-Nya. Maka betapa beruntungnyalah orang yang pernah dipersembahkan oleh orang tuanya kepada Tuhan sebagai miliknya!

Apa arti mempersembahkan anak sendiri supaya menjadi milik Tuhan? Artinya menyerahkan anak ke dalam perlindungan istimewa Tuhan. Betapa banyaknya kesusahan, kepedihan, dan penderitaan akan dihadapinya di masa mendatang! Betapa hebatnya godaan yang harus ia lawan kelak! Agar kuat menghadapinya, perlu perlindungan ekstra. Maka anak dibawa ke tempat Tuhan berkarya, khususnya ke tempat terkenal sebagai tempat ziarah, lalu "diserahkan" kepada-Nya, atau kepada bunda Maria, supaya dijaga selalu. Karena umat yakin bahwa bunda Maria tidak pernah mengecewakan mereka yang meminta pertolongan-Nya.

Justru dalam konteks demikianlah muncul doa yang terkenal dengan judul MEMORARE (artinya: Ingatlah!). Inilah doanya:
INGATLAH, YA PERAWAN MARIA YANG SANGAT RAHIM,
BAHWA BELUM PERNAH TERDENGAR
ENGKAU MENINGGALKAN ORANG
YANG MENCARI PERLINDUNGANMU,
YANG MOHON PERTOLONGANMU,
YANG MINTA PERANTARAANMU.
TERDORONG OLEH KEPERCAYAAN ITU,
KAMI DATANG BERLINDUNG KEPADAMU,
YA PERAWAN SEGALA PERAWAN DAN BUNDA.
KAMI DATANG KEPADAMU,
KAMI, ORANG BERDOSA,
MENGHADAP ENGKAU SAMBIL MENGELUH.
YA IBU SABDA YANG KEKAL,
JANGANLAH ENGKAU MENOLAK PERMOHONAN KAMI,
TETAPI DENGARKANLAH DENGAN RELA HATI
SERTA KABULKANLAH KAMI. AMIN.

Selamat berpesta, saudaraku terkasih!
Bunda Maria, lindungilah senantiasa umat yang datang kepadamu! Ave Maria!


from Bunda Penolong Abadi page on facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar