Rabu, 29 Desember 2010

Yesus masih mencari tempat berlindung

Yesus dilahirkan di sebuah gua di Betlehem -karena Kitab Suci mengatakan, "tidak ada tempat bagi mereka di penginapan." Saya tidak berangkat dari kebenaran teologis saat saya katakan bahwa Yesus masih mencari tempat tinggal dalam hatimu... (The Forge, 274)

Dan saya sama sekali tidak melebih-lebihkan kebenaran ini, saat saya katakan bahwa Yesus memang masih mencari tempat beristirahat di hati kita. Kita harus meminta Tuhan untuk mengampuni kebutaan hati dan perasaan kita yang tidak tahu berterima kasih; juga memintaNya untuk memberikan kita rahmat agar tidak menutup pintu jiwa kita lagi bagiNya.

Tuhan kita tidak menyembunyikan kenyataan bahwa ketaatanNya yang sepenuh hati pada kehendak Bapa mendatangkan penolakan dan pengorbanan diri. Cinta tidak menuntut hak tapi berusaha untuk melayani. Yesus telah menunjukkan jalan itu. Bagaimana taatnya Dia. "Taat sampai mati, mati di kayu salib." [1]. Keluarlah dari dirimu sendiri, jangan takut hidupmu mengalami kesulitan, lepaskan ketakutan itu demi kasihMu pada Tuhan dan juga pada jiwa-jiwa. Jadi, kamu inginkan hidupmu tenang? Allah justru inginkan yang sebaliknya. Ada dua permintaanNya: Perbaiki kehendak kita agar sesuai dengan kehendak Allah. Yang kedua: Kita tidak boleh membelokkan kehendak Tuhan agar sesuai dengan kehendak kita."[2].

Ini telah membuat saya sangat senang melihat begitu banyak jiwa menghabiskan hidup mereka - seperti Kau, Tuhan, "bahkan sampai mati" - memenuhi apa yang Bapa minta dari mereka. Mereka telah persembahkan semua kerinduan dan kerja profesional mereka untuk melayani Gereja, demi kebaikan semua orang.

Mari kita belajar taat, marilah kita belajar melayani. Tidak ada kepemimpinan yang lebih baik daripada keinginan memberikan diri kita tanpa terpaksa, agar dapat berguna bagi orang lain. Saat kita besar kepala -yang hanya membuat kita merasa super- maka waktunya datang untuk kita mengatakan 'tidak'. Kemenangan kita hanyalah kemenangan karena kita rendah hati. Dengan cara ini kita akan menyerupai Kristus di atas kayu salib -yang berserah diri, tidak gelisah ataupun mengeluh tetapi penuh sukacita. Sebab sukacita karena kita melupakan diri kita sendiri adalah bukti terbaik dari Cinta. (Christ is passing by, 19)

[1] Fil 2:8 bahkan sampai mati, mati di kayu salib

[2] St. Augustine, Expositions on the psalms , Psalm: 31:2, 26 (PL 36,274)


from Gereja Katolik page on facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar