Rabu, 29 Desember 2010

KRISIS PERKAWINAN

Di dalam era serba digital suami istri duduk berdua di dalam sebuah rumah makan, masing-masing sibuk dengan BB- nya di tangan. Tidak ada komunikasi, yang ada hanyalah senyuman masing-masing dengan gadget genggamannya. Mereka lebih tampak bahagia dengan mesin dari pada dengan pasangannya. Mereka masih bersatu dalam rumah tangga, tetapi hanya sekedar tubuh kosong. Banyak ditemui model keluarga yang seperti ini disekitar kita.

Yesus mengubah air menjadi anggur, mukjijat pertama yang dilakukan oleh Yesus dalam pesta perkawinan di Kana. Bagaimanakah Yesus mulai berkarya, dan arti sebuah perkawinan, yaitu sebagai lambang Kristus dengan gereja. (Yoh 2: 1-11).

Yesus sedang memperkenalkan diriNya, siapakah Dia? Yesus datang untuk menghadiahkan keselamatan, sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan. Seperti dalam pesta perkawinan, supaya tidak menanggung malu kerena kehabisan minuman, maka Yesus mengubah air menjadi anggur. Lain waktu, Yesus menyembuhkan orang sakit. Tujuan mukjijat untuk mengenal kasih Allah, demikian Yesus menampakkan kemuliaanNya. Kepada para murid, mereka percaya dan semakin mengenal Allah.

Dalam perkawinan, Yesus hadir dalam lambang antara Kristus dengan gereja. Yesus dilambangkan sebagai mempelai pria, dan gereja mempelai wanita. Perkawinan adalah kebersamaan untuk membawa keselamatan.. Unsur kebersamaan harus nyata. Tanpa kebersamaan ada bencana. Yesus dalam kebersamaan, memberi inisiatif, isilah tempayan dengan air dan diubah menjadi anggur. Suami berinisyatif untuk mengisi keharmonisan, sedangkan istri menanggapi, dan itu terjadi keselamatan. Banyak suami atau istri yang kesepian, mahligai rumah tangganya terseok-seok. Pria dan wanita yang jatuh dalam dosa, entah dosa perselingkuhan, egoisme, cemburu dll. Salah satu pasangan menyatakan pertobatan, namun pertobatan itu tidak didukung, akhirnya pertobatan itu tidak ada tanggapan, dan tidak muncul kebangkitan.

Perkawinan itu merupakan suatu kesatuan yang baik, supaya tidak bercerai, harus ada unsur kasih dan itu perlu kita perjuangkan terus menerus. Yesus mengubah air menjadi anggur yang baik. Maka Perkawinan Katolik adalah Sakramental, dimana Yesus secara nyata hadir dan kehadiran-Nya semakin nyata ketika dalam kesulitan masing2 pasangan menyadari dan bertindak sebagai murid Yesus dengan melakukan apa yang dikatakan-Nya. Memang tidak mudah namun jika pandangan kita selalu diarahkan kepada-Nya, walau denganjalan berbukit dan berbatu yang tidak mudah dilalui, maka keselamatan keluarga terutama anak-anak bisa dan akan terjadi.


Marilah kita mohon kepada Allah agar diberikan rahmat keselamatan. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Hubungan suami-istri tidak terjadi karena paksaan, karena hakikat cinta kasih adalah kebebasan dan dibangun atas dasar iman dan saling mempercayai, maka apapun yang dijalani jika dikomunikasikan dan masing-masing menaruh hormat disertai rela berkorban, maka Perkawinan sungguh menjadi sakramen.

Semoga...........

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

from Gereja Katolik page on facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar