Senin, 14 Maret 2011

Renungan 7

Sepasang suami istri sudah menikah selama bertahun-tahun tetapi tidak juga dikaruniai anak. Mereka sudah berobat kemana-mana, dari ke berbagai dokter ternama, ramuan tradisional, dll. Akan tetapi hasilnya nihil. Dalam keputusasaan, mereka berziarah ke Gua Maria di desa Cigugur, Kuningan. Sebulan kemudian, si istri hamil. Pasangan ini tidak henti-hentinya bersyukur atas terkabulnya doa mereka.
Cerita senada sudah sering kita baca. Kesaksian seperti itu memang baik dan mengharukan. Namun mungkin kita bertanya, apakah Tuhan hanya bekerja lewat perisitwa luar biasa ? Apakah kita hanya berterima kasih dan mensyukuri doa kita yang terkabul ? Bagaimana seandainya doa kita 'tidak dikabulkan' Tuhan ?
Santo Paulus pernah memberi kesaksian yang terdengar aneh. Ia mensyukuri kesulitan dan kelemahan yang harus ia tanggung. Ia justru mensyukuri doa-doanya yang tidak terkabul. Kebesaran Tuhan tidak hanya terungkap lewat terkabulnya doa kita, tetapi atas kekuatan yang Dia berikan sehingga kita mampu menghadapi kesulitan hidup. Doa memang mempunyai banyak dimensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar