Rabu, 03 Agustus 2011

MANUSIA, BURUNG, DAN CACING

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi,

maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing..

Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan.

Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yg diperlukan.

Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang,

dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya,

sementara ia harus "puasa".

Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya,

sehingga ia dan keluarganya harus "berpuasa".

Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya "kantor" yg tetap,

apalagi setelah lahannya banyak yg diserobot manusia, namun yg jelas kita tidak pernah ada

burung yang berusaha untuk bunuh diri.

Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik

membenturkan kepalanya ke batu cadas.

Kita tidak pernah melihat ada burung yg tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai.

Kita tidak pernah melihat ada burung yg memilih meminum racun utk mengakhiri penderitaannya.

Kita lihat burung tetap optimis akan makanan yg dijanjikan Allah.

Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya.

Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup,

Suatu waktu berada di atas dan di lain waktu terhempas ke bawah.

Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekuarangan.

Suatu waktu kekeyangan dan di lain waktu kelaparan.

Sekarang marilah kita lihat hewan yg lebih lemah dari burung, yaitu cacing.

Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yg layak untuk

survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk, atau bahkan mungkin ia

tidak mempunyai mata dan telinga.

Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan sama dengan makhluk hidup lainnya,

ia mempunyai perut yg apabila tidak diisi ia akan mati.

Tapi kita lihat, dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi

untuk mencari makan,

Tidak pernah kita menyaksikan cacing yg membentur-benturkan kepalanya di batu.

Sekarang kita lihat manusia, Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing,

maka sarana yg dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa

manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing?

Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yg dihadapi?

Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yg berusaha bunuh diri karena putus asa.

Rupa-rupanya kita perlu belajar banyak dari burung dan cacing yang selalu yakin dan percaya

pada Tuhan yang menyediakan segala kebutuhannya dan takkan membiarkan anakNya telantar

dan menjadi yatim piatu..

TE DEUM LAUDAMUS, TE DOMINUM CONFITEMUR

(KAMI MEMUJI-MU ALLAH, KAMI MEMULIAKAN-MU TUHAN)

sent by Melci Yi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar