Minggu, 08 Agustus 2010

Hidup manusia itu seperti sebuah buku.
Front cover adalah tanggal lahir, dan Back cover adalah tanggal pulang.
Tiap lembarnya adalah hari-hari dalam kehidupan kita.
Ada buku yang tebal, ada buku yang tipis. Ada buku yang menarik dibaca, ada yang tidak sama sekali. Sekali menulis tidak akan pernah berhenti sampai selesai. Yang ajaibnya, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman berikutnya yang putih bersih, baru dan tiada cacat.

Sama dengan hidup kita, seburuk apapun kemarin, Tuhan selalu menyediakan hari yang baru untuk kita. Kita selalu diberi kesempatan yang baru untuk melakukan sesuatu yang benar dalam hidup kita setiap harinya, memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkanNya untuk kita masing-masing.

Sahabatku, analogi ini menarik.

Kalau begitu..... Layaklah kita berikan tangan kita ini dilatih dan dituntun oleh Sang Penulis Agung, Tuhan Yesus Kristus, bagaimana kita sebaiknya mengisi buku hidup kita ini dengan baik. Ijinkan Dia ikut menulis buku kita.

Jujur, kita terkadang salah menulis, buku kita nampaknya juga jelek. Tapi jangan takut tersedia Darah Kristus sebagai 'tip ex' nya. Seberapa pekat dosamu, sanggup diputihkanNya.

Kalaupun kadang buku kita menjadi basah 'kehujanan' karena dirundung masalah, hati kita susah dan air mata kita tumpah...jangan kuatir ada Roh Kudus-Nya yang sanggup menghiburkan kita.

Bisa saja buku kesayangan kita ini 'dirobek-robek' oleh ulah orang tak bertanggung jawab. Hati kita 'terluka' karena fitnah, diperlakukan tidak adil dan dibeda-bedakan. Tapi cinta-Nya sanggup merekatkannya utuh kembali, melampaui kehebatan lem uhu.

So, jangan takut salah...jangan takut basah karena masalah...juga jangan takut ada yang merobek-robek buku kita. Tulis saja terus buku mu selama kehidupan masih ada. Kasih-Nya sama dulu, sekarang dan selamanya. Dan kuasa kasih-Nya sanggup memulihkan dan membaharuinya. Kiranya hari ini menjadi lembaran baru yg lebih baik dari sebelumnya.

Sent By : Melcy Yi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar