Sabtu, 02 Juli 2011

Santo Teodorikus, Abbas

Teodorikus lahir di Menancourt, dekat Rheims, Perancis Selatan pada pertengahan abad V. Ketika menanjak dewasa, ia dipaksa mengawini seorang gadis yang disenangi oleh keluarganya. Teodorikus, karena rasa hormatnya yang tinggi kepada orang-tuanya , mengikuti saja keinginan mereka.

Tetapi setelah beberapa lama hidup bersama wanita itu sebagai suami-istri, dengan izin istrinya, Teodorikus meninggalkan keluarganya dan menjadi seorang calon imam di Rheims. Santo Remigius, uskup kota itu, menabhiskan dia menjadi imam dan mengangkatnya sebagai pimpinan komunitas biara Mont d'Or (= Gunung Emas) di Champagne.

Dibawah kepemimpinannya, biara Mont d'Or menjadi suatu pusat kegiatan keagamaan yang terkenal. Banyak orang yang berkunjung ke biara itu diteguhkan imannya setelah mendengar khotbah-khotbah Teodorikus. Setelah kematiannya pada tahun 533, penghormatan kepada Teodorikus tersebar diseluruh negara Perancis. Santo Teodorikus disebut juga dengan nama Santo Thierry.

Santo Pambo, Pertapa

Semenjak masa mudanya Pambo mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di gurun pasir Mesir. Hidupnya keras, sederhana dan serba kekurangan. Karena dia tidak pandai membaca, ia berguru pada seorang pertapa lain dalam hal membaca dan menghafal ayat-ayat Mazmur. Selain tidak pandai membaca, Pambo juga dikenal sebagai seorang pertapa yang tidak suka banyak bicara. Namun ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang disenangi.

Apabila orang memintai nasehat dan bimbingan menganai suatu soal kerohanian, Pambo selalu meminta waktu terlebih dahulu untuk merenung dan berdoa. Maksudnya agar dia bisa memberi jawaban yang benar dan memuaskan sesuai dengan kehendak Allah. Santo Athanasius, Uskup Aleksandria, yang kagum akan kesalehan hidup Pambo, mengundang dia ke Aleksandria untuk memberi kesaksian tentang ke-Allah-an Kristus, berhadapan dengan ajaran sesat Arianisme yang merajalela di kalangan umat.

Kepada rekan-rekannya, Pambo mengatakan: "Berpuasa dan memberi derma dari hasil keringat sendiri amatlah mulia, namun itu belumlah cukup untuk menjadi seorang rahib yang berkenan kepada Allah". Pambo meninggal dunia pada tahun 390.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar