Yesus dilahirkan di sebuah gua di Betlehem -karena Kitab Suci mengatakan, "tidak ada tempat bagi mereka di penginapan." Saya tidak berangkat dari kebenaran teologis saat saya katakan bahwa Yesus masih mencari tempat tinggal dalam hatimu... (The Forge, 274)
Dan saya sama sekali tidak melebih-lebihkan kebenaran ini, saat saya katakan bahwa Yesus memang masih mencari tempat beristirahat di hati kita. Kita harus meminta Tuhan untuk mengampuni kebutaan hati dan perasaan kita yang tidak tahu berterima kasih; juga memintaNya untuk memberikan kita rahmat agar tidak menutup pintu jiwa kita lagi bagiNya.
Ini telah membuat saya sangat senang melihat begitu banyak jiwa menghabiskan hidup mereka - seperti Kau, Tuhan, "bahkan sampai mati" - memenuhi apa yang Bapa minta dari mereka. Mereka telah persembahkan semua kerinduan dan kerja profesional mereka untuk melayani Gereja, demi kebaikan semua orang.
Mari kita belajar taat, marilah kita belajar melayani. Tidak ada kepemimpinan yang lebih baik daripada keinginan memberikan diri kita tanpa terpaksa, agar dapat berguna bagi orang lain. Saat kita besar kepala -yang hanya membuat kita merasa super- maka waktunya datang untuk kita mengatakan 'tidak'. Kemenangan kita hanyalah kemenangan karena kita rendah hati. Dengan cara ini kita akan menyerupai Kristus di atas kayu salib -yang berserah diri, tidak gelisah ataupun mengeluh tetapi penuh sukacita. Sebab sukacita karena kita melupakan diri kita sendiri adalah bukti terbaik dari Cinta. (Christ is passing by, 19)
[1] Fil 2:8 bahkan sampai mati, mati di kayu salib
[2] St. Augustine, Expositions on the psalms , Psalm: 31:2, 26 (PL 36,274)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar